Survey Pelayanan
Informasi Publik

Search

PPID RRI

Ketua Dewas RRI : Tim 9 Proses Penyusunan Rencana Strategis 2025-2029

Hasanudin
11 Sep, 2024

SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGAWAS DALAM UPACARA PENYULUTAN OBOR

HUT KE-79 RADIO REPUBLIK INDONESIA.

Bismillahirrohmanirrahim,

  • Para undangan yang saya hormati,
  • Para pendengar, penonton, dan pembaca RRI dimana saja berada,
  • Sejawat anggota Dewan Pengawas LPP RRI,
  • Direksi LPP RRI,
  • Sahabat-sahabat para Kasatker dan segenap Angkasawan-Angkasawati RRI dari seluruh penjuru tanah air yang saya banggakan,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Ta’ala Wabarakatuh

Tidak ada pembuka kata yang paling tepat, selain ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memperkenankan Radio Republik Indonesia bersiaran dalam rentang waktu tujuhpuluh sembilan tahun. Alhamdulillahi Rabbil A’lamin.

Para pendahulu kita, memiliki tradisi melakukan rapat tengah malam setiap tanggal 11 September untuk berdiskusi antar pimpinan-pimpinan studio mengenai perjoangan bangsa, falsafah, jiwa, dan mental spiritual angkasawan-angkasawati RRI. Rapat ini selalu menjadi forum pembaharuan Sumpah Triprasetya.

Prasetya pertama adalah janji kesiagaan kita untuk menjaga dan mengamankan semua piranti siaran at all cost, agar mampu memenuhi semboyan Sekali di Udara Tetap di Udara. 

Prasetya kedua adalah sumpah setia kita untuk menjadikan semua layanan RRI sebagai bakti kita kepada Tanah Air dan Bangsa.

Prasetya ketiga adalah kesediaan untuk senantiasa berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai maupun golongan, dan menomorsatukan persatuan bangsa dan negara.

Hari ini, 11 September, menjadi waktu yang tepat bagi semua saja yang merasa diri sebagai “orang RRI” untuk memperbaharui kembali sumpah Triprasetya.

Bapak-Ibu yang saya hormati,

Esok hari, kita akan memasuki tahun kedelapanpuluh pengabdian kita. Kita semua tahu, tahun 2024-2025 akan diisi dengan momentum-momentum penting: pergantian Pimpinan Nasional dan Daerah, tentu saja dengan program kerja baru sebagai kelanjutan program sebelumnya. Dan RRI juga sedang memproses penyusunan Rencana Strategis lima tahun kedepan, 2025-2029. Proses ini tengah dilakukan oleh Tim Sembilan. Proses ini teramat penting, karena menyangkut kemampuan kreatif kita untuk mengancang masa lima tahun kedepan: Mau dijadikan seperti apa RRI. Tentang Renstra ini dari awal saya sudah berusaha mengingatkan bahwa seharusnya publik-lah yang kita jadikan kiblat seluruh proses perencanaan ini, sesuai kodrat kita sebagai Lembaga Penyiaran Publik.

Bulan lalu Dewan Pengawas LPP RRI melakukan benchmarking ke Australian Broadcasting Corporation di Sydney dan Merlbourne. Yang paling berkesan buat saya adalah kesediaan ABC untuk berbagi pengetahuan tentang proses perencanaan renstra mereka. Saya terpesona dengan metoda mereka: Langkah demi langkah, sangat jelas, dan mudah dipahami, tetapi dipikirkan dengan cermat. Diawali dengan merumuskan:  Apa yang mereka kerjakan saat ini, dan ABC seperti apa yang mereka kehendaki lima tahun kedepan. Semua ukuran-ukurannya dihubungkan dengan publik yang beragam, karenanya konten juga harus beragam. Kesadaran untuk bicara hanya tentang kebenaran untuk merebut kepercayaan publik; empati terhadap masalah yang dialami publik, kesadaran bahwa publik menggunakan konten ABC tidak hanya untuk belajar tentang hal-hal besar, tetapi juga untuk mendapatkan keceriaan dan rasa nyaman.

Mereka lalu merumuskan 4 ide besar ABC, yang mereka sebut pilar.

Pilar pertama berbunyi: Setiap orang percaya ABC, mereka merasa konten ABC adalah tentang mereka.

Pilar kedua ABC membuat konten yang bermutu untuk setiap orang. Mereka menginginkan orang-orang menggunakan ABC sepanjang hidup mereka. 

Pilar ketiga: Konten ABC untuk setiap orang. Tentang orang yang beragam, dan tentang ide yang beragam.

Pilar keempat: ABC mengancang masa depan. Mereka berpikir tentang cara kerja mereka hari ini, dan hari esok.

Mereka lalu mengembangkan ide untuk lima tahun kedepan, lagi-lagi dengan mencermati perilaku publik, dan menyesuaikan setiap langkah dengan perilaku tersebut. Mereka akan mengubah konten radio, tetapi mereka tetap akan membuat radio, dengan menemukan cara-cara baru: put some radio on the internet, think about new ways to do radio.

Nah, apa bedanya dengan yang selama ini kita lakukan di RRI? Saya merasa selama ini kita terlalu berpikir dan berbuat menurut apa yang kita pikir. Kita kurang mendalami siapa khalayak kita. Maka saya mengulang anjuran saya yang sudah saya sampaikan berulang kali: marilah kita selalu berpikir outer-in, mendalami apa yang ada diluar, bawa masuk kedalam, lalu rumuskan dengan cerdas apa yang sebaiknya kita lakukan. Hanya dengan mengenali publik, kita baru bisa membuat konten yang relevan dengan pikiran, kebutuhan, dan selera mereka. Hanya dengan membuat konten yang relevan kita akan hidup di tengah masyarakat. Hanya dengan hidup di tengah masyarakat kita akan berhasil menyajikan inspirasi keindonesiaan. Hanya dengan inspirasi keindonesiaan kita bisa menyatakan: Kita Indonesia Sesungguhnya. Dan itulah brand essence kita.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhoi setiap langkah kita, sehingga kita berhasil membuat RRI relevan dan hidup di tengah masyarakat Indonesia yang beragam ini.

Wa Billahi Taufik Wal Hidayah, Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.