Survey Pelayanan
Informasi Publik

Search

PPID RRI

Kemenekraf dan RRI Luncurkan Program 'Radio Masih Ada', Latih Pegawai Jadi Penyiar untuk Hidupkan Kembali Industri Radio

Fiqi Bayu Anugrah
08 Jul, 2025

JAKARTA, Indonesia – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) bersama dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) secara resmi meluncurkan program 'Radio Masih Ada' pada Senin, 7 Juli 2025, di kawasan Thamrin Nine, Jakarta Pusat1. Inisiatif ini menandai upaya kolaboratif untuk menghidupkan kembali industri radio di Indonesia dan menegaskan perannya di tengah era transformasi digital.

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, dalam sambutannya menekankan bahwa radio masih relevan dan memiliki peluang besar untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. "Tentu ini upaya bersama untuk menghidupkan kembali semangat, memori dan kedekatan yang diberikan oleh sebuah media, yaitu sebuah radio yang menjadi semangat kita me-launching program hari ini,” ujar Teuku Riefky Harsya. Ia mengakui disrupsi teknologi digital sedang melanda industri radio di Indonesia, termasuk di pelosok daerah, namun meyakini adanya peluang besar untuk beradaptasi. Adaptasi terhadap digitalisasi menjadi penting, baik dari sisi infrastruktur maupun pendekatan terhadap pendengar.

Program 'Radio Masih Ada' juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri radio di Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan digitalisasi terestrial. Salah satu langkah konkretnya adalah pemberian pelatihan penyiar radio kepada seluruh pegawai di lingkungan Kemenekraf. Pelatihan ini, yang berkolaborasi dengan LPP RRI, diberikan untuk membantu menghidupkan kembali industri radio.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, menjelaskan bahwa melalui program ini, radio diharapkan bisa menjadi media strategis di era digital untuk berbagi cerita, memperluas jangkauan, dan menghidupkan ekosistem penyiaran yang lebih inklusif dan relevan bagi seluruh pemangku kepentingan ekonomi kreatif. "Dengan adanya program Radio Masih Ada, program ini untuk memperluas fungsi radio yang belakangan ini terkesan kurang peminat," tambah Agustini.

Pegawai Kemenekraf yang telah dilatih oleh LPP RRI nantinya akan bersiaran resmi melalui platform streaming RRI Pro 2 setiap Senin pukul 12.00-13.00 WIB, membawakan acara yang mengangkat tema berbasis ekonomi kreatif. Selain sebagai penyiar, para pegawai juga dilatih sebagai music director yang bertugas menyiarkan karya musisi-musisi. Siaran ini akan berlangsung di studio mini yang ada di lobi Thamrin Nine, Jakarta, dan selanjutnya akan menyasar ruang publik lainnya untuk menarik minat masyarakat terhadap media komunikasi tertua di Indonesia ini.

Program ini juga memiliki fokus untuk menyasar generasi muda agar memperkenalkan hasil kreasi mereka, mengingat industri radio masih menjadi sarana media yang mudah diakses untuk menghidupkan ekosistem industri kreatif lainnya. "Butuh keberpihakan kita bersama, tapi juga butuh dukungan terutama dari generasi muda. Agar industri radio ini juga tetap dapat bertahan,” kata Menteri Riefky.

Direktur Utama LPP RRI, I Hendrasmo, menyambut baik dan mendukung penuh program 'Radio Masih Ada' ini. Ia berharap LPP RRI dapat turut serta membangun ekosistem ekonomi kreatif pada industri radio, baik di pusat kota maupun di pelosok daerah, melalui kerja sama strategis dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kemenekraf. Hendrasmo menyoroti sistem multiplatform yang dimiliki RRI, serta jaringan penyiaran luas yang mencakup lebih dari 100 stasiun di seluruh penjuru negeri, termasuk 37 di wilayah terluar Indonesia, sebagai modal awal RRI untuk mendukung ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia.

Menteri Teuku Riefky Harsya juga menekankan pentingnya kebijakan dan hukum yang mendukung pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, termasuk industri radio. Ia menyebutkan komunikasi yang terjalin dengan asosiasi dan pelaku industri radio, dengan harapan bahwa revisi undang-undang penyiaran dapat berpihak pada pengembangan ekosistem ekonomi kreatif.

Program 'Radio Masih Ada' ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan untuk menyuarakan eksistensi industri radio di tengah tantangan era digital.

Penulis : Sabar Riyanto