KBRN, Fakfak : Dalam dunia medis, kondisi janin tidak berkembang dikenal dengan istilah blighted ovum, kehamilan kosong, atau kehamilan anembrionik, kondisi ini terjadi ketika sel telur telah dibuahi dan berhasil menempel pada dinding rahim, namun tidak berkembang menjadi embrio. Meskipun hasil tes kehamilan bisa menunjukkan positif, kehamilan ini sebenarnya tidak menghasilkan janin, biasanya, kondisi ini terjadi pada awal kehamilan dan sering kali tidak disadari oleh ibu hamil karena gejalanya mirip dengan kehamilan normal pada tahap awal.
Namun, peradangan, kelainan kromosom, infeksi, atau gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi pemicu utamanya, janin yang tidak berkembang dapat menyebabkan keguguran secara alami, umumnya pada trimester pertama. Wanita yang berusia di atas 35 tahun, memiliki riwayat keguguran, atau menderita penyakit tertentu seperti diabetes, gangguan tiroid, atau infeksi, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini, tanda-tanda janin tidak berkembang antara lain berkurangnya gerakan janin, pendarahan dari vagina, serta nyeri atau kram perut yang intens.
Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi kondisi ini sejak dini dan mencegah risiko komplikasi lebih lanjut, berikut tanda-tanda yang bisa Anda kenali ciri-ciri bayi tidak berkembang atau gugur dalam kandungan yang dikutip dari laman ciputrahospital.com :
1. Gerakan Janin Berkurang atau Tidak Ada
Salah satu tanda yang bisa dirasakan ibu hamil saat janin tidak berkembang adalah berkurangnya gerakan janin, bahkan bisa sama sekali tidak terasa. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat berujung pada lahir mati, meskipun penyebab lainnya bisa berupa kurangnya asupan nutrisi atau oksigen ke janin. Perlu diketahui bahwa setiap ibu memiliki pola gerakan janin yang berbeda, namun umumnya gerakan mulai terasa secara rutin antara usia kehamilan 18 hingga 24 minggu.
2. Pendarahan Vagina atau Bercak
Tanda lain dari janin yang tidak berkembang adalah munculnya pendarahan dari vagina atau bercak darah, yang bisa menjadi indikasi awal dari keguguran. Pendarahan ini sering kali disertai kram perut hebat dan memerlukan penanganan medis segera. Jika jaringan kehamilan tidak keluar seluruhnya saat keguguran terjadi, ibu hamil biasanya membutuhkan tindakan medis tambahan, baik melalui obat-obatan maupun prosedur tertentu, untuk memastikan tidak ada sisa jaringan yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Nyeri atau Kram Perut
Nyeri atau kram perut memang umum dirasakan selama kehamilan dan biasanya bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika keluhan tersebut disertai gejala lain seperti pendarahan dari vagina, nyeri saat buang air kecil, atau keputihan yang tidak normal, bisa jadi itu merupakan tanda bahwa janin tidak berkembang. Kondisi ini juga dapat mengindikasikan masalah serius seperti kehamilan ektopik, keguguran, atau bahkan preeklamsia, sehingga penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
4. Gejala Keguguran
Janin yang tidak berkembang dapat memicu gejala keguguran, seperti mual, nyeri pada payudara, kram di area panggul atau punggung bawah, pendarahan, hingga keluarnya jaringan dari vagina, dan umumnya terjadi secara tiba-tiba sebelum kehamilan memasuki minggu ke-20. Dalam beberapa kasus, risiko janin tidak berkembang hingga mengalami keguguran juga bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu, seperti diabetes yang tidak terkontrol, gangguan hormon, serta kelainan pada rahim atau leher rahim.
5. Demam
Tak sedikit ibu hamil yang menganggap remeh gejala demam, padahal kondisi ini dapat mengganggu perkembangan janin jika tidak segera ditangani. Karena itu, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami demam tinggi di atas 38 derajat Celcius yang tidak mereda, guna mencegah risiko komplikasi lebih lanjut pada kehamilan.
6. Keputihan Berwarna Cokelat atau Merah Muda
Keputihan berwarna cokelat umumnya dianggap wajar, terutama di awal kehamilan, namun dalam beberapa kasus bisa menjadi sinyal adanya masalah serius. Jika keputihan berwarna cokelat atau merah muda disertai gejala lain seperti kram perut hebat, kontraksi rahim, atau keluarnya gumpalan dan cairan berdarah dari vagina, kondisi ini bisa menandakan adanya risiko keguguran yang memerlukan perhatian medis segera.
7. Kebocoran Cairan Ketuban
Keluarnya cairan ketuban pada trimester pertama atau kedua kehamilan dapat memicu berbagai komplikasi serius, seperti keguguran, persalinan prematur, hingga kematian janin. Berbeda dari urin yang biasanya berwarna kuning dan berbau khas, cairan ketuban memiliki ciri khas berwarna bening, kadang disertai bercak putih, dan tidak berbau, sehingga penting bagi ibu hamil untuk mengenali perbedaannya dan segera berkonsultasi ke dokter jika mengalaminya.
8. Rasa Tidak Nyaman pada Perut
Kehamilan kosong atau blighted ovum sering kali berujung pada keguguran di awal trimester pertama, yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut akibat pendarahan dan kram. Dalam beberapa kasus, tubuh wanita bisa secara alami mengeluarkan jaringan kehamilan melalui vagina, namun jika tidak seluruh jaringan keluar, diperlukan tindakan medis dari dokter untuk memastikan kondisi ibu tetap aman dan proses pemulihan berjalan optimal.
Penyebab Janin Tidak Berkembang
Janin yang tidak berkembang umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan tubuh ibu hamil. Kekurangan ini dapat mengganggu fungsi plasenta serta memperlambat aliran darah melalui tali pusar, yang berdampak pada perkembangan janin.
Selain itu, beberapa faktor lain juga berperan, seperti gaya hidup tidak sehat dan kondisi medis ibu. Di antaranya adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan narkoba, infeksi seperti sifilis, toksoplasmosis, atau rubella, penggunaan obat tertentu seperti obat antikejang, serta gangguan kesehatan seperti anemia, lupus, hipertensi, atau kelainan pembekuan darah. Risiko juga meningkat jika janin memiliki kelainan genetik, cacat bawaan, atau jika ibu sedang mengandung bayi kembar dua atau lebih.
Cara Mendeteksi Janin Tidak Berkembang
Pemeriksaan rutin selama masa kehamilan sangat penting untuk memastikan perkembangan janin berjalan dengan baik. Untuk mendeteksi apakah janin tidak berkembang atau sudah tidak bernyawa, dokter biasanya melakukan sejumlah pemeriksaan medis, seperti:
Pengukuran tinggi fundus, yaitu jarak dari tulang kemaluan hingga puncak rahim. Idealnya, ukuran ini sesuai dengan usia kehamilan, misalnya pada usia 20 minggu, tinggi fundus biasanya mendekati 20 cm. Selain itu, USG janin juga dilakukan untuk memperkirakan berat dan kondisi janin dengan bantuan gelombang suara yang aman bagi ibu dan bayi. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah USG Doppler, yang berfungsi menilai aliran darah dari plasenta ke janin melalui tali pusar, guna memastikan janin mendapatkan suplai darah yang cukup.
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui janin tidak berkembang atau telah meninggal dalam kandungan, dokter akan menyampaikan informasi tersebut kepada ibu dan mendiskusikan langkah perawatan terbaik untuk mengakhiri kehamilan. Penanganan bisa berupa prosedur dilatasi dan kuretase untuk membersihkan rahim, metode induksi dengan kateter (foley bulb) guna membuka serviks secara perlahan, atau pemberian obat untuk memicu kontraksi dan proses persalinan secara alami.
https://rri.co.id/fak-fak/kesehatan/1726776/waspadai-8-ciri-ciri-janin-tidak-berkembang-normal