KBRN, Surakarta: Kayu gaharu, atau dikenal juga sebagai agarwood, merupakan salah satu jenis kayu aromatik yang sangat bernilai tinggi. Kayu ini berasal dari pohon Aquilaria yang terinfeksi oleh jamur dari genus Phialophora, yang kemudian memicu produksi resin aromatik sebagai respons alami. 

Resin inilah yang menjadikan kayu gaharu sangat dicari di pasar internasional, terutama di industri parfum, kosmetik, hingga obat-obatan tradisional. Selain nilai estetikanya, gaharu memiliki sejumlah khasiat kesehatan yang telah diteliti secara ilmiah, ekstrak gaharu memiliki sifat antioksidan, antimikroba, dan potensi sebagai antiinflamasi. 

Tidak heran jika gaharu juga digunakan dalam pengobatan tradisional Asia untuk meredakan stres, menenangkan pikiran, dan sebagai terapi aromaterapi. Kandungan kimiawi seperti seskuiterpen dan kromon diyakini berperan dalam manfaat farmakologis tersebut.

Dari sisi ekonomi, gaharu menjadi komoditas ekspor unggulan bagi beberapa negara tropis, termasuk Indonesia, Malaysia, dan India. Dilansir dari situs CITES, permintaan global terhadap gaharu terus meningkat meskipun produksinya terbatas karena bergantung pada infeksi alami yang jarang terjadi, oleh karena itu banyak negara kini mengembangkan teknologi inokulasi buatan untuk meningkatkan produksi gaharu secara berkelanjutan.

Dengan kombinasi antara manfaat kesehatan, nilai religius, serta potensi ekonominya, kayu gaharu menjadi sumber daya hayati yang strategis, namun penting untuk menjaga kelestariannya melalui praktik budidaya yang berkelanjutan dan perlindungan terhadap spesies pohon penghasil gaharu yang terancam punah. Investasi dalam penelitian dan pengelolaan yang bertanggung jawab menjadi kunci masa depan industri gaharu yang beretika dan lestari. (LPU_Aldi)