KBRN, Jakarta: Pasar Ular (Paul) Plumpang primadona berbelanja yang berada di Jakarta Utara kini mulai ditinggal pelanggan.
Dari pengamatan RRI Jakarta, pasar yang menjajakkan beraneka ragan pakean, sepatu, tas, hingga parfum bermerek kini daya tariknya mulai menghilang.
Pasar yang memanjang sepanjang kurang lebih 250 meter ini terbagi menjadi tiga blok, yakni Blok Lorong, Blok A, dan Blok B.
Dari tiga blok tersebut, ada ratusan pedagang yang berdagang, baik di kios maupun kaki lima.
Alfons (65) salah satu pedagang kawakan di Paul ketika diwawancarai RRI Jakarta Jumat (4/7/2025) menjelaskan ada sekitar 250-an pedagang di Paul.
"Dari 250 pedagang, hampir 65 persennya sudah tidak lagi membuka kios dan lapaknya, " kata Alfons.
Anjloknya daya beli masyarakat sudah dimulai sejak pasca pandemi melanda Indonesia. Hampir semua bisnis termasuk bisnis penjualan pakaian mengalami penurunan drastis, bahkan beberapa dari mereka tutup kios.
Pedagang lainnya, Adjat (48), juga mengeluhkan kondisi pasar yang tidak lagi seramai dulu.
Senada dengan Alfons, Adjat mengatakan selain pandemi, maraknya penjualan online mengurangi minat pembeli dan pemasukan pedagang di Paul.
Hingga saat ini, dari ratusan kios yang ada menurut Adjat, masih ada puluhan pedagang yang tetap sabar menanti pembeli di pasar ini.
Diketahui, sudah sejak dahulu, Pasar Ular dikenal sebagai tempat menjual pakaian bermerek dengan harga miring. Kini, selain pakaian, pasar ini juga menawarkan berbagai barang berupa sepatu kulit, ikat pinggang, dompet, parfum, topi, pakaian anak, hingga koper.