KBRN, Tanjungpinang: Tradisi takbiran keliling merupakan salah satu kegiatan khas yang dilaksanakan umat Muslim di Indonesia menjelang perayaan Idul Fitri. Takbiran keliling pertama kali dilakukan pada masa Kesultanan Demak pada abad ke-15, yang kemudian berkembang pesat di seluruh wilayah Indonesia.
Pada saat itu, takbiran keliling dilakukan untuk mengumandangkan takbir sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadan, sekaligus untuk merayakan hari besar Islam.
Melansir dari situs p2k.stekom.ac.id, tradisi ini berkembang seiring dengan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Takbiran keliling sering kali dilaksanakan dengan cara berjalan kaki, berkeliling desa, atau kota sambil mengumandangkan takbir dan shalawat.
Di beberapa daerah, kegiatan ini disertai dengan pawai kendaraan yang dihias indah, diiringi suara meriah dari bedug, kentongan, dan alat musik tradisional lainnya. Takbiran keliling menjadi momen yang sangat dinantikan karena memberikan rasa kebersamaan dan kegembiraan dalam menyambut hari kemenangan.
Saat ini, takbiran keliling tidak hanya menjadi tradisi masyarakat desa, tetapi juga merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Di Kota besar misalnya, takbiran keliling menjadi agenda tahunan yang diikuti ribuan orang. Meskipun pandemi sempat membatasi kegiatan ini, kini tradisi takbiran keliling kembali digelar dengan berbagai inovasi, seperti penggunaan kendaraan bermotor dan alat penerangan yang menarik.
Tradisi ini bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai simbol persatuan umat Islam di Indonesia yang merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita.