KBRN, Surakarta: Permen adalah makanan manis yang telah dikenal luas di berbagai belahan dunia, sejarah permen dimulai ribuan tahun yang lalu. Pada zaman kuno, permen dibuat dari bahan-bahan alami seperti madu, gula, dan buah-buahan. Bangsa Mesir Kuno adalah salah satu peradaban yang dikenal memanfaatkan madu untuk membuat makanan manis, namun permen seperti yang kita kenal saat ini baru mulai berkembang pada abad ke-16, ketika gula mulai lebih mudah diakses di Eropa.
Beberapa jenis permen yang populer: Permen keras, dibuat dengan cara merebus campuran gula, air, dan bahan pengikat hingga menjadi keras. Contoh permen keras adalah lolipop dan permen mint. Permen karet, permen ini terbuat dari karet alami atau sintetis yang dicampur dengan gula dan perasa. Permen karet biasanya digemari karena bisa dikunyah lama.
Permen cokelat, permen cokelat adalah permen yang terbuat dari cokelat yang dilapisi dengan berbagai macam bahan tambahan seperti kacang, buah, atau bahan pengisi lainnya. Permen isi (Filling Candy), permen ini memiliki isian seperti karamel, selai buah, atau krim di dalamnya. Permen isi banyak ditemui dalam bentuk permen gulali atau permen dengan pelapis gula tebal. Permen jelly atau gummy, permen ini terbuat dari gelatin yang memberikan tekstur kenyal. Permen jelly populer di kalangan anak-anak, dan biasanya hadir dalam berbagai bentuk hewan atau buah.
Meskipun dikenal sebagai makanan yang tinggi gula, permen juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya: Sumber energi instan, karena permen mengandung gula, memberikan dorongan energi yang cepat. Kandungan gula dalam permen dapat merangsang pelepasan serotonin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaa, ini dapat membantu meningkatkan mood seseorang dalam situasi yang stres atau lelah.
Meskipun ini terdengar kontraintuitif, beberapa permen seperti permen karet sugar-free dapat membantu melawan gigi berlubang dengan merangsang produksi air liur, yang berfungsi untuk membersihkan gigi. Sedangkan konsumsi berlebihan dapat berisiko bagi kesehatan, antara lain karies gigi.
Gula yang terkandung dalam permen dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas termasuk peningkatan risiko penyakit jantung. Beberapa jenis permen mengandung pemanis buatan atau bahan pengawet yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Meskipun mengonsumsi permen dapat memberikan manfaat dan meningkatkan mood, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak agar tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.
(Nining W_LPU)
Sumber:
- Winarno, F. G. (1997). Teknologi Pengolahan Makanan. Bogor: IPB Press.
- Gallaher, D., & Blake, L. (2014). The Sweet History of Candy. Journal of Food History, 28(3), 45-58.
- World Health Organization (WHO). (2020). Healthy Diet: Reducing the Intake of Free Sugars. WHO.