KBRN, Surakarta: Asam lambung naik atau dikenal dengan istilah gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi medis di mana asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada dan kerongkongan. Kondisi ini sering terjadi setelah makan berat atau ketika seseorang berbaring setelah makan. Asam lambung yang naik dapat merusak dinding kerongkongan dan menyebabkan rasa sakit yang mengganggu, oleh karena itu penting untuk mengetahui cara penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Penanganan utama untuk asam lambung naik melibatkan perubahan gaya hidup yang sederhana namun efektif, salah satunya adalah dengan menghindari makanan atau minuman yang memicu produksi asam lambung, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, atau alkohol. Selain itu, disarankan untuk makan dalam porsi kecil namun sering, serta menghindari makan dalam waktu dekat sebelum tidur. Posisi tidur juga penting, tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dapat mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Obat-obatan juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala asam lambung naik. Antasida, yang dapat mengurangi keasaman lambung, adalah pilihan yang umum digunakan untuk meredakan gejala sesekali. Penggunaan penghambat pompa proton (PPI) atau antihistamin H2 juga dapat membantu mengurangi produksi asam lambung secara keseluruhan, namun penggunaan obat-obatan ini sebaiknya dilakukan berdasarkan anjuran dokter untuk menghindari efek samping jangka panjang.
Selain pengobatan medis, pengelolaan stres juga memainkan peran penting dalam penanganan asam lambung, karena stres juga dapat memicu asam lambung. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti melalui teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga ringan. Menjaga keseimbangan emosional dan fisik dapat mendukung proses penyembuhan dan mencegah kambuhnya gejala.
Diet yang sehat dan seimbang adalah bagian penting dari pencegahan dan pengelolaan asam lambung naik. Makanan yang kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, dapat membantu menyerap asam lambung dan mencegah peradangan. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan mengandung protein sehat, seperti ikan, juga dianjurkan. Menghindari makanan yang mengiritasi saluran cerna dan memperburuk asam lambung akan mempercepat proses penyembuhan.
Jika gejala asam lambung terus berlanjut meskipun sudah melakukan perubahan gaya hidup dan konsumsi obat, segera konsultasikan dengan dokter. Tindakan medis lebih lanjut, seperti prosedur endoskopi atau pembedahan, mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang lebih serius. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Keterlibatan profesional medis sangat diperlukan dalam menentukan langkah pengobatan yang paling tepat. (Barista LPU)
Referensi:
- Damanik, S., & Siahaan, A. (2020). Gastroesophageal reflux disease (GERD): Diagnosis dan penanganannya. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 89-97.
- Santoso, H., & Nurul, M. (2019). Pengaruh diet terhadap penurunan gejala GERD pada pasien. Jurnal Gizi dan Dietetik, 6(1), 34-40.