KBRN, Jakarta: Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dunia dan Kepala Negara Vatikan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas undangannya untuk berkunjung ke Indonesia. Paus Fransiskus mengungkapkan rasa senangnya atas sambutan hangat yang diberikan oleh Indonesia.
"Dengan sepenuh hati, saya berterima kasih kepada Anda Bapak Presiden atas undangan yang menyenangkan dan sambutan ramah Anda," kata Paus Fransiskus di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).
Paus Fransiskus juga menyapa para pejabat, kardinal, masyarakat sipil, dan pemimpin agama yang hadir di Istana. Ia memberikan ucapan selamat kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan berbicara tentang Indonesia sebagai negara kepulauan besar.
"Saya mengucapkan salam hangat kepada presiden terpilih untuk masa tugas pelayanan Anda yang membawa manfaat bagi Indonesia," ujar Paus Fransiskus. Ia juga menyoroti Indonesia sebagai negara kepulauan luas yang menghubungkan Asia ke Oseania.
Presiden Jokowi menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan penuh gembira. Jokowi menilai kunjungan ini memiliki pesan kuat tentang pentingnya merayakan perbedaan, mengingat Indonesia yang majemuk.
"Kunjungan ini memiliki pesan penting tentang merayakan perbedaan di negara yang terdiri dari berbagai etnis," ujar Jokowi. Ia juga menyebutkan bahwa perjalanan Paus Fransiskus dari Italia ke Indonesia merupakan penerbangan terpanjang yang pernah dilakukan Paus.
Kunjungan Paus Fransiskus ini mencakup acara Misa Akbar pada Kamis, 5 September 2024. Perjalanan apostolik Paus akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik, termasuk Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura hingga 13 September 2024.
Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa siang dan disambut oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, serta Ketua Panitia Kedatangan Paus Ignasius Jonan.
"Selamat datang Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus di Indonesia," kata Jokowi melalui keterangan di Istana Merdeka. Kunjungan ini dianggap sebagai peristiwa bersejarah, terutama setelah tertundanya kunjungan Paus Fransiskus karena pandemi Covid-19.(Grace Kurnia Irawati Lase/Mahasiswa Magang)
