KBRN,Tolitoli: Cengkeh menjadi salah satu komoditi unggulan di daerah ini, untuk itu diperlukan upaya agar terus mempertahankan dan meningkatkan produktivitas cengkeh sebagai komoditi yang kirim ke luar kota dan di ekspor ke luar negara dan dimanfaatkan di bidang industri.
Berdasarkan pantauan awak media RRI di lapangan, bahwa harga cengkeh kering mengalami penurunan sejak sepekan kemarin, dimana dari 142 ribu rupiah per kilogram turun menjadi 140 ribu rupiah per kilogramnya.
Salah seorang Petani cengkeh di desa Dadakitan Kecamatan Baolan Davik kepada RRI mengungkapkan, Ia menyambut baik dengan posisi harga cengkeh kering saat ini di harga 140 ribu rupiah per kilogram.
“Saya berharap harga cengkeh ini dapat bertahan, dimana harga ini dapat menunjang biaya operasional dan produktivitas tanaman cengkeh”, ungkap Davik.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tolitoli Nasir Dg Marumu mengatakan, Pihaknya juga merasa bersyukur dengan posisi harga cengkeh kering saat ini, ia berharap menjadi motivasi bagi petani agar dapat memelihara dan merawat tanaman cengkeh, serta dapat mengganti tanaman yang tidak menghasilkan.
Nasir Dg Marumu menambahkan, komoditi yang termasuk dalam daftar pupuk subsidi pemerintahan yakni tanaman Kakao, Kopi dan Tebu, Sementara komoditi cengkeh tidak lagi masuk dalam daftar subsidi pupuk, untuk itu ia berharap kepada petani cengkeh, dapat mengelola lahan perkebunan dengan perencanaan yang baik, serta menggunakan pupuk organic, sementara pihaknya melalui penyuluh lapangan tetap aktif memberikan bimbingan dan pendampingan agar petani memiliki keterampilan yang lebih optimal dalam mengelola usaha tani. Sabtu, (24/06/2023).
