Survey Pelayanan
Informasi Publik

Search

Detail Informasi

Berkala
KBRN, Jakarta:"Lost In Clay Jakarta, Wadah Ekspresi Seni dari Hobi Masa Kecil"

PPID:

PPID Jakarta

Kode:

PPID-RRI/90/230425-1229904-2

Deskripsi

KBRN, Jakarta: Dari sekadar hobi masa kecil, Dwiki Ahmad Rizaldy kini berhasil mengubah kecintaannya pada seni tanah liat menjadi sebuah bisnis kreatif yang menjanjikan. Berawal dari kegemarannya bermain tanah liat sejak duduk di bangku sekolah dasar, Dwiki kembali menekuni hobinya saat kuliah meskipun latar belakang pendidikannya berasal dari jurusan FISIP dan sempat bekerja di bidang retail.

Ide mendirikan studio keramik muncul pada pertengahan tahun 2024 bersama seorang teman. Kemudian, pada bulan Maret 2024, lahirlah Lost In Clay Jakarta, sebuah studio keramik yang berlokasi strategis di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Lokasi ini dipilih karena kemudahan akses serta suasana yang mendukung aktivitas seni.

Awalnya, perjalanan bisnis ini tidaklah mudah. Pada bulan pertama, studio ini hampir tak mendapat pengunjung. Namun, dengan strategi menyediakan tripod di setiap meja agar pengunjung bisa mengabadikan proses berkarya, minat mulai meningkat. Fokus utama studio bukan hanya pada hasil karya, melainkan pada pelayanan dan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung.

Studio ini menggunakan stoneware clay, jenis tanah liat yang kuat dan plastis, sehingga mudah dibentuk. Lost In Clay buka setiap hari, mulai pukul 10.00 hingga 18.00 pada hari kerja, dan sampai pukul 21.00 saat akhir pekan. Selain itu, setiap bulan mereka rutin mengadakan workshop, bahkan telah membuka cabang kedua di Bandung.

Terdapat tiga kelas utama yang ditawarkan: teknik alat putar tradisional menggunakan kaki, teknik tangan bebas, dan kegiatan mewarnai keramik yang biasanya digemari anak-anak. Biaya kelas berkisar antara Rp75.000 hingga Rp105.000. Kapasitas studio mencapai 50 orang, namun hanya tersedia 10 alat putar sehingga sesi harus dijadwalkan dengan baik.

Selain menyediakan fasilitas lengkap dan instruktur yang ramah, studio ini kini juga mulai dilirik oleh berbagai perusahaan untuk kegiatan corporate gathering. Saat ini terdapat tiga instruktur utama dan tiga orang asisten paruh waktu yang membantu operasional harian.

Tidak berhenti di situ, Dwiki juga aktif menjalin kolaborasi lintas bidang seni. Studio cabang Bandung akan menggelar acara seni bersama seniman sastra, musik, dan teater. Sementara di Jakarta, Lost In Clay berencana mengadakan pasar seni kecil pada bulan September atau Oktober 2025.

Dikutip dari Dwiki kepada para calon wirausahawan, “Jangan terlalu takut, cobain aja dulu. Sebagai yang ingin merintis usaha, bertanggung jawablah atas pilihannya.” Semangat dan ketekunannya menjadi inspirasi bahwa dari sebuah hobi, bisa lahir karya dan usaha yang bermakna. 

  • Dilihat: 8 kali

  • Didownload: 4 kali

Akses Informasi Dengan Aplikasi PPID.