KBRN, Manokwari: Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan yang merupakan momen penting dalam kehidupan amatlah berarti jika dijalankan bersama-sama dengan keluarga yang kita cintai. Namun bagi sebagian orang hal tersebut belum tentu bisa dirasakan khususnya bagi mereka yang sedang menjalankan pembinaan di lembaga pemasyarakatan atau lapas seperti yang saat ini dirasakan oleh warga binaan di Lapas Kelas IIB Manokwari.
Perasaan sedih saat tidak dapat menjalankan ibadah puasa bersama keluarga cukup memberikan rasa pedih dihati para warga binaan yang menjalankan ibadah puasa di dalam lapas, Bayu Andrean salah satu warga binaan yang telah menjalankan 3 kali Ramadan di dalam lapas mengaku cukup berat harus menjalankan ibadah puasa jauh dari keluarga. Rasa sedih yang mereka rasakan cukup berat namun dengan toleransi dan dukungan penuh dari sesama warga binaan dan dari pihak lapas maka ibadah yang mereka jalankan dapat berlangsung dengan baik.
" Perasaan sudah pasti sedih karena keluarga pada jauh-jauh semua di Lombok dan Makasar, harapannya paling tidak cepat bebas dari sini karena sudah Ramadan ketiga disini, " Kata Bayu.
Dukungan penuh yang diberikan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa menjadi sesuatu yang sangat berarti, dukungan tersebut menjadi kekuatan untuk mereka dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan lancar.
Hal ini diakui oleh Fadly yang telah menjalankan 3 kali Ramadan di dalam lapas, menurutnya dukungan yang diberikan serta toleransi yang di tunjukan oleh teman-teman sesama warga binaan yang non muslim terasa sangat berarti dan mereka dapat merasakan dukungan yang nyata seperti mendapatkan dukungan dari keluarga yang mereka rindukan.
" Kalau untuk toleransi di sini sangat mendukung sekali, tidak ada perbedaan antara muslim dan non muslim apalagi permusuhan jadi toleransinya sangat baik sekali, Ujar Fadly.
Dengan kerinduan kepada keluarga dan rasa syukur karena dapat menjalani ibadah puasa dengan baik di dalam lapas mereka berharap dapat diberikan ketabahan hingga dapat menikmati kebebasan nantinya,
